/>

Benarkah Orang Nusa Penida Hanya Pantas Menjadi “Parekan”?

Pertanyaan ini menggelayut dibenak beberapa warga Nusa Penida belakangan ini. Apalagi ada tokoh Nusa Penida yang lebih pantas disebut oknum orang Nusa Penida menyatakan bahwa orang Nusa belum pantas memimpin Klungkung atau menjadi Bupati. Alasannya beragam, baik dari sejarah sebagai orang buangan dan hanya pantas menjadi “parekan” atau kaula dari sang raja semakin santer belakangan ini menjelang ilkada Klungkung 23 Agustus 2013 ini. Juga dari keterbelakangan Nusa Penida yang selama ini memang belum pernah orang Nusa Penida menjadi Bupati. Terlebih disebuah surat kabar diberitakan bahwa kediaman I Nyoman Suwirta calon bupati yang berasal dari Nusa Penida ini didatangi orang mabuk. Sambil ngoceh tidak karuan ia mengatakan “bahwa orang Nusa Penida pantasnya hanya jadi Parekan”. Celakanya kejadian ini sudah tiga kali terjadi, orang mabuk mendatangi rumah Calon Bupati perintis Koperasi Pasar Sri Nadi ini. Lalu pernyataan oknum orang Nusa Penida yang katanya tokoh ini apakah benar?apakah pernyataam orang mabuk yang mendatangi rumah Suwirta sambil mengatakan pantas jadi parekan itu layak diucapkan? Kalau yang mabuk masih kita bisa maklumi karena ia dalam pengaruh alcohol. Bagaiamana dengan tokoh yang lebih pantas disebut oknum ini?apakah ia sama juga sedang mabuk atau memang secara penuh kesadaran ? kalau penuh kesadaran ini sangat disayangkan, jangankan menolong mencarikan suara, mestinya dia diam sudah lebih baik. Seperti pernyataan Dalai Lama “Kalau tidak bisa menolong, setidaknya jangan menyakiti”. Coba kita bedah hal ini dengan pendekatan berbagai aspek, sehingga kita tidak ikut terhanyut dengan pernyataan orang mabuk ini atau oknum orang Nusa Penida yang sedang tidak sadar ini.

Secara Hukum sudah gamblang dinyatakan bahwa setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum. Demikian pula hak setiap warga Negara untuk dipilh dan memilih dalam demokrasi di negarai ini . Tidak terkecuali orang Nusa Penida. Ia mempunyai hak yang sama untuk menjadi pemimpin Klungkung yaitu Bupati masyarakat Klungkung. Sehingga siapapun yang menyatakan bahwa orang Nusa Penida tidak layak jadi Bupati lungkung dan hanya pantas jadi parekan mestinya diperiksakan kejiwaannya. Terlebih tokoh yag mengatakan itu. Mestinya jangan keblinger tentang masa lalu yang sudah lama berlalu jaman kerajaan. Tahun 1955 Presiden Soekarno sudah mengeluarkan keppres tentang penghapusan system feodalisme raja di Indonesia, hanya sebagai suatu budaya saja . Terlepas dari siapapun yang akan terpilih menjadi Bupati Klungkung, mestinya pernyataan yang berbau sensitive semacam ini “bok ya di pending dulu”. Yang layak memimpin Klungkung adalah Ia yang memiliki kecakapan untuk membawa Klungkung unggul dan sejahtera serta tentunnya secara legitimasi terpilih dalam Pilkada 23 Agustus 2013 ini. Gunakan akal sehat dan nurani, pilih pemimpin yag sudah teruji dan terbukti membawa Klungkung kearah ekonomi kerakyatan yang mensejahterakan. Legalitasnya sudah dijamin oleh undang-undang, masyarakat Nusa Penida tidak boleh minder atas pernyataan orang mabuk dan mengigau ini. 

Itu dikaji dari aspek hukum. Bagaiamana dari aspek agama tentang kepantasan orang Nusa Penida menjadi memipin Klungkung? Disebuah penggalan cerita Mahabharata ketika Pandawa diasingkan di hutan hal ini diulas dengan sangat jelas dan terang benderang. Ketika itu Ibu Kunti haus dan meminta agar dicarikan air ke sungai oleh putra. Berangkat Sahadewa mencari air, sesampai disebuah sendang ada suara yang misterius yang mengatakan tidak boleh meminum air tersebut sebelum menjawab pertanyaannya. Sahadewa menolak dan meminum air dan mati. Karena lama Yudhistira mengutus Nakula menyusul kakaknya, dan sesampai di sendang atau telaga tersebut suara misterius tersebut kembali bergema dan mengatakan hal yang sama. Tapi sekali lagi Nakula menolak dan minum air sendang itu dan ia pun mati. Kemudian ini disusul kematian Arjuna dan Bima dengan cerita yang sama setelah diutus Yudhistira. Karena adik-adiknya tidak ada kabar Yudhistira menyusul sendiri mencari air. Dan kembali suara dari arah misterius itu muncul. Wahai manusia sebelum kau meminum air dari telagaku jawablah pertanyaanku dulu. Yudhistira yang mendengar suara tersebut menjawab dengan tanga tercakup, wahai dewa ataupun Gandharwa hamba mengucapkan hormat, silakan bertanya”. Banyak hal yang ditanyakan suara misterius itu dan disebuah pertanyaan suara misterius itu bertanya “ wahai putra Kunti diantara manusia siapa yang paling utama?” Seperti biasa Yudhistira menjawab dengan lugas “Manusia yang utama adalah ia bukan dari berasal dari keturunan raja, juga buka karena harta yang berlimpah, tetapi manusia yang utama aalah Ia yang selalu bertindak sesuai Dharma. Mendengar jawaban tersebut suara misterius menunjukkan dirnya yang ternyata Bhatara Dharma yang sedang menguji Pandawa. Atas jawaban Yudhistira yang benar tersebut ia menghidupkan kembali saudara-saudara Yudhistira dn memberikan berkat kemenangan. Dari cerita ini menunjukkan orang yang berasal dari Nusa Penida mempunyai hak yang sama menjadi manusia utama atau menjadi pemimpin Klungkung. Demikia pula I Nyoman Suwirta sebagai putra terbaik Nusa Penida punya hak yang sama menjadi Bupati Klungkung. Maka dari hal itu pastikan tanggal 23 Agustus 2013 pilih I Nyoman Suwirta - I Made Kasta coblos nomer empat paling kanan. KSD

0 komentar: