Suwirta Kenang Masa jadi Tukang Pungut
** saat Blusukan di Pasar Galiran
Klungkung. Selama kurang lebih empat jam, mulai pukul 08.00
wita sampai pukul 12.00 Wita, calon bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama
calon wakilnya I Made Kasta blusukan di pasar Galiran, Klungkung, Sabtu (27/7).
Semua pedagang dirunut, mulai dari pedagang babi, ayam,bumbu dapur dan segala
jenis barang-barang yang dijual di Pasar Galiran Klungkung. Diikuti sejumlah
simpatisannya, Suwasta dengan cirri kas warna poleng dan nomor 4 ini terus
membagikan brosur dan mengajak masyarakat turut serta memenangkan paket
Suwasta.
Menariknya, saat blusukan tersebut para pedagang mengaku
seperti reuni dengan Nyoman Suwirta. Dimana, pada tahun 1990an sempat menjadi
tukang pungut koperasi Srinadi. Dan tentunya, kala itu untuk menarik nasabah,
berbagai upaya rayuan sempat dilakukan sehingga para peminjam modal dan penabung
mau bergabung di Kopas Srinadi. Suwirta dan I Made Kasta tampak tidak canggung
masuk kelapak-lapak darurat pedagang. Sejumlah pedagang yang tua-tua masih
mengingat-ingat dan merasa mengenal sosok I Nyoman Suwirta ini. Dan ketika di
kasi tahu baru terkejut dan langsung teringat masa lalu yang sering merayu agar
mau menabung. “Sebenarnya dulu itu saya tidak mau menabung, karena modal saja
tidak cukup dan ternyata setelah dicoba, yaa seperti inilah sekarang, usaha
mulai berjalan baik,” ujar Dewa Ayu Alit (75) salah satu pedagang bumbu dapur
dipasar galiran ini.
Sementara salah satu pedagang ayam potong hidup, Kadek Ani
(32) berharap Klungkung bisa lebih baik dan masyarakat Jeli untuk menentukan
pilihan. Apalagi, seperti sekarang ini dia selaku pedagang kecil dengan modal
pas-pasan tidak pernah pendapat perhatian dari pemerintah. “Malahan kopas
srinadi yang banyak bantu permodalan, kalau tidak bisa saja dulu sudah tutup,
apalagi ayam sempat naik drastis," katanya. Dia bahkan meyakinkan, kalau I
Nyoman Suwirta merupakan sosok yang merakyat apalagi dia juga dulu berangkat
dari bawah, tiang lihat sekarang masih biasa-biasa saja, pasti bisa menjadi
Bupati” ujarnya.
Sejumlah pedagang
yang medapat lokasi jauh dari pasar utama juga mengeluh mereka berharap bisa
dikumpulkan semua pedagangnya. Jika jualan jajan agar bisa dikumpulkan juga. “Jangan
seperti ini, sekarang sudah krodit sepi lagi, pusing saya, mudah-mudahan pak
nyoman (menyebut Suwirta) bisa menjadi bupati dan kami bisa diperhatikan
tentunya,” kata salah satu penjual kue basah, Wayan Sudiarti.
Usai Blusukan I Nyoman Suwirta didampingi calon Wakilnya I
Made Kasta, mengaku prihatin dengan kondisi pasar yang semrawut. “Ketika hujan,
pasar kebanjiran, soal pungutan apalagi, semua pedagang mengeluhkan pembayaran
utamanya mereka yang tidak berjualan harus juga membayar retribusi pasar,” kata
calon Bupati, I Nyoman Suwirta. Secara pribadi
Suwirta mengaku senang sekali, karena dari tahun 1987 sudah bersama para
pedagang tersebut, dimana rasa kekeluargaan itu sangat kental. Dan bahkan
mereka ketika datang seakan mengulang masa lalu. “Keluhan utama adalah mengenai
sepinya pasar, pasar ini kurang representative karena dalam tahap perbaikan,”
sebut Suwirta. Terkait pungutan, pedagang perlu diajak duduk bersama sehingga
ketika memenuhi kewajiban tidak ada lagi keluhan-keluhan yang muncul diantara
mereka.
Sementara calon Wakil Bupati I Made Kasta menilai,
keberadaan pasar sebagai sentra pasar di Bali Timur, sekarang sangat kurang representative.
Ketika turun, mencari bagaimana sebenarnya pasar kedepan, tapi banyak sekali
dapat keluhan. “Pasar baru juga banyak keluhan karena tempatnya yang sempit,
kedepan akan pikirkan,” tandasnya.
0 komentar: